20110527

Aku dan Musik

Mungkin, buat sebagian orang udah pada bosen denger judul ini. Tapi jujur, untuk aku yang baru beberapa minggu lalu nonton setengah-setengah, dan kemarin nonton full dari awal sampai akhir, aku terkesan sama film ini. Termasuk film di dalam film yang ada di situ. Buat anak remaja jaman sekarang, yang beberapanya belum memiliki cita-cita, terutama teman-temanku yang sampai saat ini masih bingung *panggil Sentot!(sorry, dik, bawa-bawa kamu)* belum memiliki cita-cita. Coba pada nonton film ini. Dan renungkan hikmahnya. Walaupun bukan cerita nyata, tapi kita lihat jiri payah sang produser dan sutradara menyampaikan pesan kepada kita.

Betapa untuk sebuah mimpi dan cita-cita orang lain berjuang keras untuk itu. Dari cita-cita dan kemampuan, mereka bertahan hidup. Betapa "gift" yang di kasih Allah SWT itu benar-benar sangat sayang untuk di sia-siakan. Aku, bukan orang yang cepat tanggap dalam hal akademis. Kalau di beri waktu lebih intensif, dan kesehatan yang terus menerus, aku yakin bisa berprestasi di bidang itu. Tapi apa daya, kegiatanku banyak. Banyak hal yang harus dipikirkan *kadang ampe bikin stres*, kelainan atau penyakit, atau apalah yang aku derita ini, seperti ringan tapi benar-benar mengganggu.

Jujur, karena penyakit itu juga, saya yang hobby wushu dan sebenernya suka kepengin belajar menari *sampe sekarang otodidak kalo lagi rajin*. Berarti ada hobby-hobby yang tidak bisa dilaksanakan dan benar-benar terbuang. Padahal dulu latihan fisiknya intens banget, dan aku termasuk yang staminanya lumayan. Akhirnya, karena tidak bisa mengandalkan seni bela diri dan seni tari, berlarilah aku kepada seni musik dan seni lukis.

Kalau yang di Step Up 3d bilang "dance definitly save me", dalam kasus saya "Musik definitly save me". Dari ketidakmampuan bergaul waktu sd, bermain piano adalah pelarian paling aman ketika aku ingin sendiri, ada masalah, dalam keadaan sakit pun aku benar-benar menikmati dan tidak letih bermain piano. Begitu juga sekarang-sekarang. Terutama masalah yang baru-baru ini menonjok mukaku tapi ga bonyok sih, cuman jadi bahan pikiran.

Ternyata aku termasuk anak yang mudah stress, ga enjoy menghadapi masalah, kalau sedih ya nangis, kalo nasteung ya curhat sampe muke merah *tuing* saking kesalnya dengan asap keluar dari telinga kiri dan kanan *lebay tapi kalau dipegang, tiap marah aku seperti orang demam*. Dari stress itu, ketika saya mendengarkan lagu, terutama yang teksnya membangun semangat (co: Born This Way, Lady gaga ; Firework, Katy Perry), yang menunjukan kebebasan (Shut it down, Pitbull feat. Akon), yang membuat tenang (beberapa lagu Depapepe, piano classic Chopin favoritku etude Op10 no.3,Prelude no 15 Raindrops, Nocturne no.2 in E flat, terus satu-satunya lagu Debussy aku tau, Clair se Lune), teks yang meminta perubahan (Lenka : Anything i'm not), dll. Dengan mendengar lagu yang sama dengan situasi keadaan, aku merasa ada nada yang mengerti yang aku inginkan. Kaya misalnya :

A : *nyetel lagu galau*
B : "Aduh Loe tau gak sih, ini lagunya gue Bangeeet, duh enak banget lah ini"
*lagu habis*
B : Bisa diputer ulang ga mba?
A :Eh iya~
Kejadian mengulang lagu tidak akan terjadi sekali, tapi akan dilakukan sampai si galau bosan.

Begitu juga yang aku rasakan, tapi berhubung aku punya hape sendiri, ya nikmatin sendiri aja.

Aku sering buat lagu, jatuh cinta buat lagu, putus buat lagu, senang buat lagu, seuri buat lagu, bete buat lagu, dll. Sayangnya tak satupun dari lagu itu sempat di dengar orang, saya udah lupa tadi lyrics sama chordnya gimana. Tapi itu ga penting, karena dengan eksplor sendiri, aku sering kedapetan chord baru yang indah di telinga, walaupun orang lain udah nemuin, saya belum. Dengan mendengar kita udah dapat belajar banyak hal. Dari mendengar walaupun itu hanya tangisan bayi baru lahir, tapi betapa bersyukurnya kita liat tu bayi sehat "Alhamdulilah ibunya lahir normal, bayinya sehat, ih itu liat lucu bangeet". BEgitu yang aku pikir.

Selera boleh tinggi, tapi dengar juga genre musik orang lain. Pengamen nyanyi dangdut, memang kita terganggu, tapi coba liat. Dengan main musik, dengan kemampuan yang dia bisa, dia makan dari situ. Dangdut juga mulai berkembang di Amerika loh! Jangan salah dengan genre musik yang lari dari india menuju Indonesia, lalu keluarlah genre tersebut dari pita suara musisi Indonesia. Termasuk quotes yang kita mahluk Indonesia pasti tau.
"Begadang jangan begadang, bila tak ada artinya~"


Kalau gatau berarti TERALU. Ha...ha...ha...

Kembali ke topik. Di saat aku masih galau kaya begini, percaya atau tidak, musik benar-benar membuka mataku untuk menerima permintaan maaf orang lain. Betapa waktu sangat tidak berharga ketika kita gunakan untuk galau (The Time, Black Eyed Peas). Berapa waktu yang bisa digunakan untuk mencari ilmu. Aku ada di dalam band S.O.U.L benar-benar membuatku banyak belajar. Curhat menggunakan lagu, ga wasting time, menambah ilmu. Manggung yang terakhir benar-benar aku nikmati. Aku sayang sama mereka yang udah bikin aku ga demam panggung lagi.

Untukku, yang ilmu pianonya masih sekarat ini, masih ingin belajar. Aku suka melukis dan main piano.. Jujur, karena tugas sekolah aku sering menganaktirikan kedua kemampuan yang ini. Padahal di akademis aku ga berprestasi. Tapi aku gamau menganaktirikan mereka lagi. I want to be a profesional. Aku ingin mengajak orang lain bersenang-senang dengan musik.

No comments:

Post a Comment