20130324

Reason

-by mayachan-

HUA ! Udah berapa lama aku gak nge blog ?? aku aja gak inget kapan terakhir aku nge post, dan cerita apa, yang pasti kayaknya di antara teman-temanku , tinggal aku seorang yang belum bercerita tentang my collage live. Hahahaha.

So, sekedar cerita,  waktu aku masih SMP, baru keterima masuk SMA di SMAN4 Bandung, asalnya nggak ikhlas banget, why? Soalnya itu bukan SMA aku, apa daya nem tak sampai, terdamparlah aku di sana, di sebuah lokasi padat penduduk, sekolahku yang bersebelahan dengan toko plastik dan apotik, dan lautan motor di jalan raya yang dibuat oleh murid-muridnya karena tidak ada lahan parkir. Kok kesannya sedih banget, menerima kenyataan harus bersekolah di situ? Dalam ketidakikhlasanku, mama bilang " Terkadang, ketika kita terdampar di sebuah lokasi yang nggak kita suka, kaya kamu sekarang ini, bukan berarti kamu gak pantas dapat yang kamu mau, tapi mungkin tempat itu yang membutuhkan kamu buat jadi orang hebat di sana." . Dari situ aku mikir, i have to do something, yang berguna , apapun itu. Berawal dari aktif di satu ekskul wajib, selama 3 tahun, akhirnya aku menjalani 4 ekskul sekaligus, dan di masing-masing ekskul yang kujalani, aku berhasil mencatat prestasi. Haha, bukan sombong, toh prestasi yang aku buat bukan sesuatu yang penting untuk diingat, tapi setidaknya hal-hal itu yang bisa membuatku happy ada di sana, bangga pernah bersekolah di sana, dan punya banyak sahabat, lebih dari yang kupikirkan sebelumnya.

Tiga tahun berlalu sejak kata-kata itu mengalir dari mulut mama. Kejadian yang sama, terulang lagi. Aku gak diterima di universitas yang aku pilih. Membuatku terdampar di lokasi gersang, padat penduduk, lagi, kampus ITENAS Bandung, almamaterku tercinta. Aku mikir, kalo lagi ngumpul sama temen SMP atau SMA, kok kayanya univ aku tuh paling gak kece, bener-bener gak ada apa-apanya sama mereka. Aku cuman bisa berdoa, Ya Allah, kalau memang tempat ini butuh aku, dan tempat ini memang baik buat aku, Please show me!

And God always listen, doa anak terdampar ini dijawab. Berawal dari pengenalan unit, aku udah jatuh cinta sama unit yang satu ini. Tadinya aku sempat berpikir, gak usah ikut unit, kuliah doang juga pasti cape, kalo nambah masuk unit lebih cape. Di pengenalan unit itu, mereka gak banyak bercerita, mereka gak banyak promosi, suara mereka yang menggema di gedung serba guna kampus ini, cukup menjelaskan, kegiatan apa saja yang ada di sana, apa saja yang aku dapat ketika aku ada di dalamnya.

Hingga akhirnya, beberapa anak diramaikan dengan dibukannya pendaftaran untuk unit itu di buka. Dari jurusanku saat itu yang berminat banyak sekali, mereka beli formulir di Studeng Center (disingkat SC) , di sekre lantai 2. Waktu itu aku termasuk yang telat daftar, dengan alasan " gatau SC dimana (sebenernya tau) , gatau sekrenya yang mana (bolak balik ke sana pake muka memelas kayak kucing gak dikasih makan + muka anak ilang --> ekspresi favorite)." Entah jodoh entah apa, sore itu, sore yang aku lupa, hari, dan tanggalnya, pokoknya sore, aku berjalan sendirian ke sana, mencari formulir, hingga akhirnya anak malang nyaris nyasar di SC ini , dipungut sama teh Azni (waktu itu belon tau namanya). Aku beli lah formulir itu seharga 10 ribu, terus, 10 ribu lagi buat Dinda.

Jinggaswara Itenas
PSM (Paduan SuaraMahasiswa)

Ahahaha, entah kenapa, formulir seharga 10 ribu itu bisa membuat euforia tersendiri buat seorang anak yang nyaris mati nyasar di SC. Dan yang paling bikin aku happy, ketika membaca pertanyaan di formulir "pengalaman bermusik anda:" , pertanyaan paling mudah dan paling semangat aku isi. HAHAHA! Setelah itu , seharusnya aku menjalankan semacam rangkaian tes, sekedar penentu range suaraku bisa setinggi atau serendah apa. Tapi aku gak ikut, soalnya kesorean, dan masih harus nugas.

Entah jodoh entah apa, ternyata kesempatan buat kumpul, dan ambitus (pembagian range suara, Sopran (nada tinggi), Alto (nada rendahnya cewe), Tenor (Nada tingginya cowo) Bass (suara cowo macho)) susulan, masih ada (Thanks God!). Di hari itu, aku dinobatkan menjadi, anak sopran 2.

Waktu kumpul pertama, rudet, banyak banget orang, dalem hati aku mikir, kalo gini caranya, butuh seleksi alam, dan bakal perlu audisi buat tampil di acara-acara, karena , kalo nyanyi di panggung dengan anggota 100 orang lebih, namanya demo, bukan paduan suara.Kalau masuk unit, ujung-ujungnya kalah seleksi sih, sama aja buang waktu, dan ngedenger program-program dan penjelasan dari kakak-kakak dan pelatih, ini gak main-main (dalem hati : wah rame nih, haha! gak boring!)

Awal-awalnya latihannya geje abis, dari beberapa partitur yang di kasih, lagu gak beres-beres (belakangan baru tau, ternyata kakak-kakaknya sibuk ngurusin hal yang lebih penting, jadi banyak latihan tertunda). Akhirnya karena bosan, aku berinisiatif menerjemahkan partitur-partitur itu ke piano. Di piano, segalanya terasa mudah, pencet aja not apa yang diminta, hitung ketukan, sesuai partitur, gak pake fales, gak pake kehabisan nafas, dan kenyataan itu berbeda dengan bernyanyi. Akhirnya aku sadar, PSM ini bukan sekedar paduan suara, yang tampil setiap hari senin, sekedar menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta, ditambah lagu wajib nasional.

Target terdekat dari situ adalah menyanyi untuk wisuda, setelah itu kompetisi Nasional di UI. Berhubung kuliah sampai sore biasanya rata-rata sekitar jam 5 an, latihan dimulai setelahnya, yang berarti, waktu nugasku berkurang, dan intesitas latihan selalu bertambah, dari seminggu sekali, seminggu 2 kali, setiap hari, di hari kerja , hingga akhirnya sabtu minggu pun latihan. Seleksi alam dimulai, bukannya tergoda untuk ikut mengundurkan diri, aku malah hepi (sainganku berkurang!) . sibuk-sibuk membagi waktu, aku lebih mementingkan kuliah dan ikut jinggas, dibandingkan ikut acara angata, atau acara di jurusanku sendiri. Membuat aku sedikit diremehkan dan dikucilkan di angkatanku, beberapa dari mereka tidak memberikan toleransi, tidak mendengarkan alasan apapun, yang mereka tau, hanya aku tidak aktif berpartisipasi di acara angkatan. Alhasil, aku berjuang untuk latihan menyanyi hingga larut, didalam pendapat buruk orang lain. Dan tidak hanya itu, aku menjalani semuanya, dalam keadaan sakit, selama sebulan, gak sembuh-sembuh. beberapa kali aku bertanya, ngapain cape-cape kayak gini?! aku jawab : gak taaauuu! pokonya maya pengen begini, latihan nyanyi sampe bisa, sampe hebat, sampe keren, biar orang lain denger!

Hari H wisuda, aku berusaha menyanyi, seolah tidak ada masalah, aku dalam keadaan sehat, semua baik-baik saja. Ada alasan kenapa aku gak bilang kalau aku sakit, aku pikir, ketika kita memiliki faktor x sebuah kelemahan yang tidak dimiliki orang lain, yang dipilih pasti orang lain kan? makanya, demi mendapatkan pengakuan, aku berusaha memberikan yang terbaik, apapun itu. Acara wisuda selesai, kami mendapat apresiasi baik. tapi bukan itu yang aku cari. Yang aku cari adalah untuk seleksi kompetisi UI.

Setelah itu latihan kami bertambah, memang kami hanya akan menampilkan 3 lagu. tapi sulit untuk kami, terutama yang angkatan 2012 , karena satu diantara lagu itu , diwajibkan menggunakan gerakkan. menyanyi sambil bergerak itu susah loh, haha, bukan kayak cherybell dan sejenisnya. Ini lebih dari itu, lebih dari sekedar hura-hura di atas panggung.

diantara banyaknya peminat, aku berhasil masuk 50 besar seleksi untuk 35 orang terpilih, dan dari 50, aku berhasil mencapai 35 orang yang masuk seleksi. Sedih memang tidak semua peserta, dan teman yang kuharap lolos seleksi, malah gak lolos. why? karena senior didahulukan, lagi pulaaa, kualitas kakak senior itu jauuuuuh dibandingkan yang 2012.

latihan demi latihan aku lewatkan dengan perasaan tidak puas, ketika aku berusaha benar, yang lain salah. Dan ternyata problemnya adalah, kakak-kakakku tersayang ini dulu, pelatihnya beda, bukan Ka Rita Sama Kak Lucy, jadi, mereka belum adaptasi, nah, kami yang 2012 ikut-ikutan kakak-kakaknya, dan Problem ini dibawa sampai ke kompetisi.

Di hari H kompetisi, kami menampilkan yang lebih buruk dari latihan. semantara, kompetisi ini sangat-sangat berarti untuk kami kedepannya. Kami hanya bisa pasrah, apapun yang terjadi kami terima.

Sore itu pengumuman akan dibacakan. Juri naik ke atas panggung, sementara kami gemetar.
Juri : Dibacain juara 1, 2, 3, nya atau 24 besaar?!
orang-orang: 24 besaaaarrr!!!!!!!!!!!
blablabla dan akhirnyaaa dibacakan lah pengumuman itu..

mungkin kami yang ke 24
24. ...
23. ...
22. ..
bukan kami...
21. ...
20. ...
mungkin kami di nomer belasan
19. ..
18. ..
17. ..
15. ..
ke berapa yah? (mulai nangis)
14. ..
13. ..
ASTAGHFIRULLOOOOOOHH!!
12.
MASUK 10 BESAR GAK YAAAAAHH?!
11. ..
Allah hu akbaaaaaaaaaaaarrr!!!
10. ..
10 BESAAAAAARR YA ALLAAHH!! (makin nangis)
9. ...
8. ..
7. ..
mungkin kami ke 6
6. ..
mungkin ke 5
5. ..
hah?!
4. ..
WHAAAAAAAAAAAAAAA 3 besaaaaaaaaaarrr!!!!!( pada teriaaak sambil nangis semua!)
3. JINGGASWARA ITENAAAS
TERIMAKAAAASIIIIHH YAAAAA ALLLAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH!!!
2. UPH (kalah di modal)
1. UPI (kalah karena mereka mahasiswa jurusan musik)

Gilaaa!! baru masuk kuliah beberapa bulan udah dapet prestasi tingkat nasional, aku gaaaaak percayaa hahaaa!!!! Tapi sumpah! Hepi banget! Perjuangaan akuuu haha!! membuahkaan hasiiill!! HOREE IH WAAW!! hahaha! suuut ah.

intinya adalah, kalau memang disini jalan perjuanganku, kalau memang ini adalah alasan kenapa aku terdampar di sini, aku rela ngeluarin apa aja, hanya supaya, hidup aku ada WAWnya, Allah ngasih kesempatan aku hidup bukan untuk akhirnya mati, tapi untuk sesuatu sebelum mati. Kalau kesempatanku di sini masih ada Ya Allah, biarkan aku bermimpi di sini...